Minggu, 25 Februari 2018

-Awal Akhir-

Tempat Pelarian
-Awal Akhir-

aku telah padam..
berbaring seperti tanah dan kembali tumbuh..

berjalan kan terhenti..
tapak kaki akan membekas..
menoleh kebelakan bukan pilihan pasti..
didepan kelak akan ada akhir..
melihat ratapan, tatapan, keinginan..
kebersamaan akan menepi..
tercerai oleh waktu..
dan jam dinding tak lagi mengiringi..
akhir kisah ini..
terpenjara dalam gelap..
mengorbankan seluruh harap..
haru, sepi, hitam, kelam menyelimuti..
tubuh dingin tumbuh kembali..
kaku liku kini tak kualami..
tersayat-sayat duri atau dikasihi bidadari..
kutanggung sendiri dengan tubuh yang tak kumiliki..

Selasa, 26 September 2017

Bicara Manusai sebagai makluk animal symbolicum



Manusai sebagai makluk animal symbolicum. A nimal symbolicum adalah makluk yang menggunakan simbol-simbol dalam berinteraksi  ( Cassiren 1987 : 41 ). Asumsi tersebut berangkat dari pendapat yang menyebutkan bahwa system simbol adalah mata rantai ketiga dari lingkaran fungsional manusia selain sistemreseptor dan system efektor. Reseptor adalah kemampuan menerima rangsangan dari luar. Efektor adalah kemampuan mereaksi rangsangan tersebut yang terdapat pada hewan ( Cassirer, 1987 : 36 ).
Simbol  tidak bersifat individual, tetapi mengalami proses persebaran (difuse) dengan melalui proses internalisasi, sosialisasi dan enkolturasi  (koentjaraningrat , 1981, 228-234) oleh pendukung kebudayaan. Proses internalisasi mayarakat/individu mengembangkan potensi diri dan tingkah laku dari lingkungan social budayanya. Proses internalisasi masyarakat atau individu lain atau suatu kelompok dengan menggunakan kode simbolik dan memahami makna serta fungsinya. Proses enkulturasi merupakan peroses “pembudayaan” dimana seorang individu mempelajari  dan menyesuaikan alam fikirnya dengan kode-kode simbolik sehingga menjadi suatu kebiasaan. Dengan proses tersebut interaksi masyarakat dengan simbol dapat berlangsung dengan lancar, simbol dan maknanya menjadi milik bersama tetapi dengan tingkat pemahaman berbeda.
Adanya pemahaman bersama terhadap simbol menjadikan simbol sebagai sarana interaksi antar anggota pendukung kebudayaannya.  Clifford Geertz (1992b : 7) berargumentasi bahwa pentingnya sosialisasi simbol tersebut karena simbol memuat sumber-sumber informasi yang bersifat intrinsik dalam dunia intersubyektif mereka . Ekpresi  psikologis yang di hasilkan saat menonton wayang merupakan penegasan adanya pemahaman bersama terhadap dunia simbolisme yang terdapat pada suatu pertunjukan wayang terutama antara penonton dengan dalang. Pemahaman bersama terhadap simbol juga dapat menjadi pembeda antara kelompok kebudayaan.
DEFINISI SIMBOL
Berdasar pada akar katanya, siml berasal dari bahasa Yunani  Sumbalo (sumballein) yang berarti berwawancara , merenungkan, memperbandingkan, bertemu, melemparkan menjadi satu, menyatukan (Daeng, 2000 : 82). Simol tersebut di perkuat dengan pendapat Mircea Eliade seorang tokoh perbandingan agama yang mendefinisikan bahwa simbol mengungkapkan aspek-aspek terdalam dari kenyataan yang tidak terjangkau oleh alat pengenalan. Hal yang ingin di tekankan di sini adalah bahwa definisi tersebut berdiri sendiri, namun mempunyai implikasi konsepsional  dan metodologis terutama dalam praktek-praktek penelitian dilapangan.
Selanjutnya adalah definisi dari Erwin Goodenough sebagai mana dikutib oleh Dilistone (2002 : 19) mendefinisikan simbol sebagai barang atau pola yang secara harfiah dalam bentuk yang diberikan.  Sejalan dengan pendapat diatas Paul Ricoer mendefinisikan simbol  sebagai expresi bermakna ganda yang makna utamanya merujuk kepada makna kedua. Sprandly mendefinisikan, definisi tersebut menekankan pada Relational theory of meaning dimana makna setiap simbol saling berhubungan.
Tipe simbol
1.   Sumerrizing Symbol  ( simbol meringkas ), simbol ini bersifat keramat menimbulkan rasa khidmat dan terkait dengan benda.
2.   Elaborating symbol ( simbol yang memperluas), yakni mempersiapkan wahana yang memisahkan ide dan perasaan menurut budaya tertentu hal ini terjadi karna tindakan yang berulang.
Definisi tersebut dapat menyelesaikan 4 hal :
1.   Simbol harus di fahami, di terjemahkan dan di interpretasi.
2.   Simbol tidak merujuk pada simbol materialnya, namun juga pesan/makna
3.   Dari definisi tersebut dapat di golongkan menjadi tiga simbol yaitu, Sistemide, tingkah laku atau nirma dan artefak.
4.   Untuk memahami simbol-simbol itu para ilmuwan menggunakan konsepnya sendiri-sendiri.

Teks dan Konteks = simbol dan makna
Simbol adalah sebuah teks yang harus dibaca dan di pahami. Teks adalah sebuah dikursus yang di bakukan dengan tulisan. Makna sebuah simbol bersifat multi vocal artinya dalam satu konteks sisial simbol memiliki suatu makna yang berbeda dalam konteks social lainnya (Saifuddin, 2005:294). Oleh karena itu agar jelas pembacaan atas makna dapat lebih spesifik simbol harus diletakkan pada sebuah konteks. Karena konteks berfungsi untuk memberikan makna yang berbeda terhadap simbol. Hal tersebut (konteks ) menjadi hal penting dalam dunia pakeliran. Peka terhadap konteks social trhadap sanggit, kondisi social, budaya  atau bahkan politik dan ekonomi.
Dunia pewayangan juga dunia simbolik, sebagian masyarakat jawa mempercayai dan memegang teguh pesan nilai dan norma yang terdapat dalam pewayangan. Masuknya unsur-unsur kontenporer yang dilakukan oleh dalang dengan memasukkan system pemerintahan , politik dan lain-lain merupakan keterkaian dengan konteks. Namun jika konteksnya diluar konteks pewayangan unsur-unsur tadi hanya menunjukkan bentuk materialnya.

Kroncong Wayang Gendut



Bicara sedidikit tentang Kroncong Wayang Gendut

CongWayNdut (Kroncong wayang gendut), menurut saya merupakan trobosan baru dalam dunia pewayangan. Kemasan yang berbeda yang memadukang Kroncong, Tari, Teater, dan juga interaksi kepada penonton yang cukup menghibur dan memberikan wawasan tentang crita wayang yang di hadirkan dalam cara yang berbeda.
Pementasan CongWayNdut #1 yang di pentaskan di TK dalam rangka perayaan Hari Wayang Dunia yang ke 2 di Institute Seni Indonesia Surakarta. Pementasan mendapat sambutan yang sangat antusias dari para penonton hal itu terbukti dari penuhnya tempat duduk dan ada juga yang tidak kebagian tempat duduk dan harus rela duduk di tangga samping kursi penonton .
CongWayNdut sendiri di selengaarakan oleh Dwi Suryanto, Ssn. Msn atau biasa di panggil Pak Gendut. Pak Gendut di situ berperan sebagai dalang namun juga sutradara. Namun, dia tidak sendiri di bantu oleh klompok teater dari Jerman, seniman tari, dan pemain kroncong. Sebenarnya Psk gendut sudah memiliki cirikhas sendiri dalam pakelirannya, dia menggunakan kroncong sebagai musik ilustrasi dan pengiring saat pakelirannya. Namun, untuk kolaborasi sperti ini baru yang pertama.
Menurut saya, Pak Gendut dan CongWayNdut-nya memberikan warna baru pada dunia pewayangan. Menampilakan dengan kolaborasi antar lintas disiplin seni dan membawakannya secara jenaka membuat penonton betah untuk duduk dan menikmati pertunjukan. Sempat ada celetukan dari Pak Gendut bawasanya dia pentas di Tk itu dengan kesan “Memaksakan” karna mungkin beberapa Dalang tidak suka dengan model pakeliran pak gendut yang terlihat seperti tidak mengaggungkan wayang. Namun, saya mencoba melihat dengan sudut pandang yang berbeda ketika saya di hadapkan oleh situasi dimana pertunjukan wayang melulu itu-itu saya dan generasi muda mulai tak menyukai wayang karna banyaknya jajahan teknologi yang “disalah gunakan” oleh beberapa anak muda kita. Terobosan-terobosan sperti inilah yang di perlukan untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap kesenian wayang kulit.


Minggu, 14 Mei 2017

penari merak dongkrek di pinggir jalan

kendor keatas, lebur kebawah.. ancur..
menghibur, penghibur,pelipur, asal ngak jadi Pelacur di negara yang "katanya" mansyur..
kita boleh bersyukur memiliki pemimpin yang adi luhur..
tapi jangan luntur bhineka tunggal ika kudu tetep neng nduwur..
lagi asik pertikaiaan agama tp tanpa agama, hloh。。.. itu kan ngawur..
pelecehan anak sampai emansipasi wanita yang di bunuh suami sendiri..
kekerasan asasi yang melibatkan tali asih.. itu kan gratifikasi.. idealis boleh aja, tapi jangan egois dong..
boleh liat keatas namun jangan lupa yang di bawah..
yang di atas itu ada karena ada yang di bawah.. begitu pula sebaliknya..
keadilan nih, atas berdasarkan undang2 bukan atas kebenaran pernyataan banyak orang.. legowo yuks, biar negaranya ngk legok.. stabil dulu lah di dalem, baru keluarin.. mungkin juga peran si air kemih mulai memakan kata2nya sendiri, menjadi bahan politik yang harusnya netral.. menjadi media ajar tanpa keberpihakan.
menjadi corong yang nyatanya condong..
menjadi hiburan dan penyadaran kenyataan, bukan tontonan.. aku rasa mereka jauh lebih tau soal problematika itu.
mereka lebih tau kedalaman rasa atas asa yang mereka gelisahkan lewat gerakan..
mereka realita di dalam sebuah realitas yang mengagungkan khayalan atas stiap pembicaraan.. aku bukan tuhan, bukan pula orang yang memiliki kekuatan sama sperti tuhan..
aku bukan penyair sperti chairil..
aku bukan pengembara sperti tohir..
aku juga bukan pula satria sperti gatotkaca..
aku seorang biasa, pemalas, dengan kepulan asap di mulut yang coba bicara. selamat siang tuan.. tuan..

Rabu, 01 Februari 2017

Tentang dingin

Dingin bukan rasa yang harus di benci..
dan tak harus dihindari..
Dingin datang bersama hujan..
diiringi malam, pagi, dan perasaan sendirian..

kadang hagia datang menyelimuti..
bercengkrama bersama rasa yang tersembunyi..
merajut mimpi di malam hari..
melayang disudut pagi..

menyelaraskan irama..
namun tak tau nada..
menari nari dengan melulu..
miskin gerak, namun tak jemu..

menantang tantangan..
menjalani pilihan..
menikmati masalah..
bercanda dengan konsekuensi..

bersama dingin ku menikmati..
tanpa dinding yang menghalangi..
lantai kayu ku tiduri..
kain hitam yang ku pandangi.. hagiaku mendatangi..

trimakasih atas ruang belajar yang tak terbatasi..
#tempat_pelarian #stage #panggung #teater #dingin #earth #backdrop #ligting #ligh #theatre #indonesia

Jumat, 27 Januari 2017

Jalang, bukan juga.. suka jalan.

aku belum sempat pulang..
belum tau juga dimana aku akan dimakan para belalang..
berjalan-jalan tanpa tujuan..
berharap kan membuatku senang..
aku jalang, dari kumpulan yang terbuang..
bahagia perlahan menghilang..
nyaman mulai meredup..
aku suka tantangan..
lihat mataku kau takkan melihat kesuraman..
ketiadaan yang mengada ngada..
hidup.. dan bernafas melalui trakea..
melayang-layang di bawah yang fana..
ini sebuah cerita,dan takkan aku menodainya..
sebuah jalan dimana aku melihat bintang yang hilang, namun aku takkan melupakannya dalam hitungan..
dia ada..
meski tak menampakkan sinarnya.. peri selalau berterbangan.. berganti menghibur tiap orang yang membutuhkan..
sampai akhirnya dia menghilang sebelum menyelesaikan..
dan meninggalkan kebencian, dendam..
berbahagialah dengan Leak,  mengurung dalam empat sudut yang imajinatif..
berkaryalah.. sesukamu..
kenali siapa dirimu dan untuk apa dan siapa kau hidup.. aku bukan jalang, aku suka jalan..
tak suka terkurung di ruang..
bahagia dengan kegilaan..
memupuk kemesraan..
#jalang #pulang #tempat_pelarian #indomart

Kamis, 22 Desember 2016

PagI TK

pagi berlalu siang berganti senja
senja menghilang berganti malam
malam beranjak pagi datang lagi
aku masih tetap terjaga
trotoar jalan menyambutku dengan hangatnya.. oh, sayang...
angin berhembus sperti biasanya.. tenang, dan tak begitu dingin
ku sadari aku tanpamu
yang mengucap selamat pagi..
tak lagi ku mengumbar air yg turun menetes..
takkan mengubah dan kan tetap sama
ku ciptakan bahagia..
munafik ,dan sadar lebih baik.
yang hilang kan di temukan..
yang berlalu kan di kenang..
tak kan lenyap hanya berubah bentuk..